Banyak blogger yang menyerukan semoga membuat konten berkualitas. Selain memang menjadi keharusan bila blog yang dibangun bertujuan komersial, konten berkualitas juga sangat disenangi oleh mesin pencari.
Sebelumnya Blogooblok pernah menulis perihal hal-hal yang harusnya dikerjakan seorang blogger semoga cepat terkenal. Dalam goresan pena itu, disebutkan bahwa "Content Is The King" meski harus berdampingan dengan "Distribution Is The Queen" sebagai ratunya.
(Baca: 8 Hal Yang Wajib Dikerjakan Agar Blog Cepat Terkenal)
Konten berkualitas memang menjadi dambaan bagi setiap blogger, sayangnya masih sangat sedikit yang menulis bagaimana cara mengetahui konten yang kita buat sudah berkualitas atau belum. Apa parameternya dan harus bagaimana semoga meraihnya?.
Kali ini Blogooblok akan mengulas hal tersebut lebih detail. Karena tidak ada tools khusus yang diciptakan untuk mengukur kualitas satu konten, maka yang diharapkan untuk mengetahui konten tersebut berkualitas atau tidak yakni dari petunjuk-petunjuknya.
1. Menganalisanya dari Google Analytic
Google Analytic yaitu tools serba guna yang diciptakan Google untuk mendampingi Webmaster Tools. Fungsi aplikasi ini tidak hanya untuk melihat seberapa banyak pengungjung blog kita setiap saat. Jauh dari itu, Google Analytic juga mampu digunakan untuk melacak konten.
Laporan dari Google Analytic mampu kita gunakan untuk mengukur sejauh mana kualitas konten kita. Caranya dengan memperhatikan tiga parameter berikut ini:
Pageviews: Melacak pageview atau tayangan laman dari website atau blog akan menjadi indikator utama. Jika angkanya terus menerus mengalami peningkatan, meski nilainya kecil, itu sudah satu indikator bahwa konten Anda cukup berkualitas.
Dengan pertimbangan ini, tentu belum mampu dijadikan pola utama. Namun sekali lagi, ini menjadi indikator yang besar, bahwa konten yang dibuat cukup berkualitas, alasannya yaitu didatangi oleh banyak pengunjung.
Bounce Rate: Nilai bounce rate atau rasio pentanan atau bahasa sederhananya yaitu persentase pengunjung satu blog yang hanya membuka satu laman lalu pergi (menutup browser) tanpa membuka halaman lain menjadi sangat penting.
Semakin rendah nilai bounce rate satu website maka indikasi konten berkualitasnya semakin tinggi. Maka mampu dipastikan kalau nilai bounce rate-nya terlalu tinggi sebagai gejalah awal kualitas kontennya sangat rendah.
Nilai bounce rate yang tinggi inilah menjadi tolak ukur utama bahwa blog atau website Anda belum berhasil menyajikan konten berkualitas.
Tapi bagaimana mengetahui nilai bounce rate aku sudah ideal?
Memang tidak ada angka pasti untuk menjawab pertanyaan diatas. Namun dari beberapa referensi yang ada, angka 70 persen kebawah sudah mampu dikategorikan sebagai nilai ideal. Apalagi buat blog yang usianya 1 atau 2 tahun. Semakin bau tanah satu blog maka nilainya harusnya makin kecil.
Session Duration: Durasi sesi rata-rata perkunjungan atau Avg. Session Duration juga mampu dijadikan tolak ukur. Semakin lama durasinya maka akan berdampak baik. Itu artinya konten Anda berkualitas.
Namun, sekali lagi. Hal ini belum mampu dijadikan acuan, alasannya yaitu lama durasi satu blog dengan blog lain akan berbeda tergantung niche-nya. Satu tema dengan tema yang lain tentu punya perbedaan dalam hal mencerna, sehingga data ini tidak mutlak digunakan.
Dengan pertimbangan ini, tentu belum mampu dijadikan pola utama. Namun sekali lagi, ini menjadi indikator yang besar, bahwa konten yang dibuat cukup berkualitas, alasannya yaitu didatangi oleh banyak pengunjung.
Bounce Rate: Nilai bounce rate atau rasio pentanan atau bahasa sederhananya yaitu persentase pengunjung satu blog yang hanya membuka satu laman lalu pergi (menutup browser) tanpa membuka halaman lain menjadi sangat penting.
Semakin rendah nilai bounce rate satu website maka indikasi konten berkualitasnya semakin tinggi. Maka mampu dipastikan kalau nilai bounce rate-nya terlalu tinggi sebagai gejalah awal kualitas kontennya sangat rendah.
Nilai bounce rate yang tinggi inilah menjadi tolak ukur utama bahwa blog atau website Anda belum berhasil menyajikan konten berkualitas.
Tapi bagaimana mengetahui nilai bounce rate aku sudah ideal?
Memang tidak ada angka pasti untuk menjawab pertanyaan diatas. Namun dari beberapa referensi yang ada, angka 70 persen kebawah sudah mampu dikategorikan sebagai nilai ideal. Apalagi buat blog yang usianya 1 atau 2 tahun. Semakin bau tanah satu blog maka nilainya harusnya makin kecil.
Session Duration: Durasi sesi rata-rata perkunjungan atau Avg. Session Duration juga mampu dijadikan tolak ukur. Semakin lama durasinya maka akan berdampak baik. Itu artinya konten Anda berkualitas.
Namun, sekali lagi. Hal ini belum mampu dijadikan acuan, alasannya yaitu lama durasi satu blog dengan blog lain akan berbeda tergantung niche-nya. Satu tema dengan tema yang lain tentu punya perbedaan dalam hal mencerna, sehingga data ini tidak mutlak digunakan.
(Baca Juga:10 Tipe Artikel Yang Paling Dicari di Internet)
2. Lihat dari Jumlah Komentarnya
Kualitas satu blog yang punya konten menarik mampu juga dilihat dari jumlah komentarnya. Komentar yang muncul mengindikasikan bahwa orang-orang telah percaya kepada Anda dikarenakan telah melaksanakan sesuatu.
Komentar apalagi yang kemudian berbentuk diskusi yang bersambung akan menambah nilai. Ini artinya, orang-orang telah melihat satu nilai tambah dari goresan pena yang Anda buat sehingga mereka ingin bertanya atau sekedar berdiskusi.
Hanya, jenis komentar yang dinilai dalam hal ini bukan komentar spam. Atau komentar yang ujung-ujungnya menaruh link ke blog mereka. Komentar semacam ini belum mampu dijadikan pola konten tersebut berkualitas.
3. Menerima Banyak Pertanyaan
Orang akan dengan senang hati mengajukan pertanyaan kepada Anda kalau mereka sudah nyaman dengan konten Anda. Itu artinya mereka menaruh perhatian dan konten yang disajikan punya trust sehingga banyak orang yang ingin tahu.
Jika Anda sudah pernah menerika email misalnya "tolong direview blog saya" itu yaitu satu indikasi bahwa goresan pena yang Anda buat memang berkualitas. Pertanyaan juga mampu muncul melalui kolom komentar atau sosial media. Makara jangan menolak bila ada yang bertanya.
(Baca Juga: 9 Cara Meningkatkan Trafik Blog Secara Alami)
4. Punya Langganan Yang Banyak
Indikator lain yang mampu digunakan untuk mengukur kualitas blog yaitu jumlah langganan newsletter atau RSS update terbaru blog Anda. Jika jumlahnya semakin banyak, itu artinya semakin banyak yang penasaran dengan tulisan-tulisan Anda.
Mereka mungkin saja mendapat isnpirasi dari goresan pena Anda atau malah mendapat pencerahan dan sebaginya. Itulah mengapa, jumlah langgaran ini menjadi indikator penting alasannya yaitu mereka tidak ingin melewatkan postingan Anda.
Meski sekali lagi, ini belum menjamin 100 persen.
5. Punya Banyak Backlink
Banyak blogger yang mengatakan hal ini. Bahwa blog dengan konten yang berkualitas itu yaitu yang punya banyak backlink atau link dari blog lain. Ini mampu jadi satu indikator, tapi tidak menjadi penilaian utama.
Karena aneka macam blog yang nilai backlinknya rendah tapi empat faktor diatas malah nilainya diatas rata-rata. Backlink yang tinggi mampu jadi pula alasannya yaitu aktif bertukar link dengan blogger lainnya. Makara hal ini belum menjadi faktor utama, namun indikasi, iya!.
(Baca Juga: 13 Cara Agar Menjadi Blogger Profesional)
Banyak sekali pandangan dan penilaian perihal konten berkualitas itu menyerupai apa. Lima hal diatas mampu dijadikan petunjuk untuk menilanya. Namun, sekali lagi, sampai ketika ini belum ada satu tools khusus yang diciptakan untuk mengukur kualitas konten.
Bagi Blogooblok, konten berkualitas itu yaitu yang mampu memberi hal gres bagi orang lain. Bisa dalam bentuk inspirasi, pencerahan, pembelajaran atau bermanfaat. Apapun itu, intinya konten yang berkualitas bukan dari hasil copy paste.
Salam Blogger dan Jangan Lupa Bahagia!
+Wisa Rahardi
Comments